Makalah Ilmu Alamiah Dasar
SIKAP ILMIAH
DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 1
Nama NIM
Ikhsandi
:
1105104010049
Fakrul
Rizal :
1205104010011
Zubaili
:
1205104010013
Munadia :
1305104010005
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi mampu
berfikir dan bahkan mampu berfikir secara abstrak. Maksudnya, manusia mampu
mengamati sebuah obyek yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam usaha manusia
untuk memperoleh batasan umum ilmu pengetahuan, manusia dapat menggunakan
cara berfikir demikian. Manusia dapat memandang berbagai cabang ilmu
pengetahuan sebagai satu kelompok dan mengabstaksikannya ciri-ciri yang terkandung
didalamnya.
Ilmu alamiah dasar merupakan cabang ilmu yang
mempelajari tentang pola pikir manusia mulai dari sejarah perkembangan awal
hingga pemikiran-pemikiran yang serba maju mulai dari penelitian-penelitian
yang masih menggunakan metode-metode zaman dulu hingga menggunakan
metode-metode yang sudah canggih.
Sikap ilmiah
mempunyai arti yang luas yaitu sikap-sikap yang harus dimilki oleh seorang
saintis yang terdiri dari berbagai macam jenisnya ,mulai dari objektiv , jujur,
toleransi, bertanggung jawab, cermat bekerja, disiplin, dan terbuka dalam
mengumpulkan data . Maka dari itu sikap ilmiah tidak hanya berguna didalam
suatu organisasi akan tetapi juga dalam kehidupan masyarakat, juga
dapat membentuk kepribadian baik dari seseorang. Coba saja kita bedakan
anak sekarang yang tidak mempunyai kepribadian sikap ilmiah,
seperti jaman sekarang anak yang mencuri dan berkelakuan
kriminal. Maka akan sangat terlihat beda jauh sekali di bandingkan anak
yang mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-harinya mereka pasti akan
berfikir dua kali untuk melakukan hal yang semacam itu .
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
S. Karim A. Karhami (2005), berpendapat bahwa sikap
juga merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave).
Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah kognitif,
anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan suatu keterampilan dan
pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga berusaha untuk memahami suatu konsep,
jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu.
Menurut Yul, Iskandar (2004 : 9) Sikap adalah sebuah
trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan
perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan
aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari learning
dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan ability.
Sikap Ilmiah menurut
Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno, Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan
bertindak untuk perbuatan yang berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan.
Sedangkan Menurut Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude
as degree of positive or negatif affect associated with some pychological
objects”. Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan
posititif (favourable) atau perasaan negatif (unfavorable). Jadi sikap ilmiah
adalah “ Scientific attitude” (Sikap keilmuan).
BAB III
PEMBAHASAN
Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap
yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal
putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan
sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan
hasil yang baik pula. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga
komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai
dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi
dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang
diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang
ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau
berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui
langkah-langkah ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah
adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah
akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain adalah:
1. Jujur
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang
menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa adanya, tidak di
tambahi ataupun tidak dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap
manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan
akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang
bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam
kehidupan manusia. Kejujuran banyak dicontohkan langsung oleh Rasulullah. Dapat
kita ambil keteladanan dari Rasul kita Nabi Muhammad saw. Yang memiliki sifat
wajib bagi Rasul, salah satunya “amanat” yang berarti dapat dipercaya. Mengapa
dapat dipercaya ? Jawabannya karena kejujuran. Amanat berarti kepercayaan,
orang yang dipercaya tidak pantas untuk melakukan kebohongan.
Kejujuran adalah bekal bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sesuatu yang wajar jika bila orang
tersebut dapat dipercaya, diberi amanat , oleh orang banyak. Dan amanat itu
sendiri akan disampaikan kepada yang berhak menerimanya, bukan kepada orang
yang tidak berhak menerimanya. Orang yang jujur jugalah yang akan tenang dalam
menjalani hidup di dunia yang fana ini. Betapa hancurnya dunia akan sangat
terasa apabila mayoritas orang-orang yang jujur sangat sedikit.
Jujur
memang suatu kegiatan yang mudah, apalagi bagi kita yang memiliki iman dan
ketakwaan yang kuat kepada Allah. Tapi sangat sulit bagi mereka yang makanan
sehari-harinya berbohong . Kebohongan hanya akan membawa malapetaka bagi
kehidupan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Sekali
berbohong ketahuan, maka jangan heran jka kepercayaan orang akan
luntur kepada kita.
Berperilaku
jujur, tidak akan merugikan kita. Justru banyak hal yang dapat kita ambil dari
kejujuran. Kejujuran membawa manfaat yang begitu banyak, antara lain dapat
membuat seseorang menjadi dapat dipercaya, disenangi orang lain, mudah mendapat
lapangan pekerjaan, dan yang paling penting adalah dicintai oleh Allah swt.
Kejujuran dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan karena
kejujuran adalah poin penting dari kepribadiaan seseorang yang dapat dijadikan
pedoman dalam menjalankan semua pekerjaannya.
2)Terbuka
Seseorang mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas
dari praduga. Ia menyakini bahwa prasangka, kebencian baik pribadi maupun
golongan Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas
dasar prasangka. Ia akan terus berusaha mengetahui kebenaran tentang alam,
materi, moral, politik, ekonomi, dan tentang hidup. Ia tidak akan meremehkan
suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya
sebelum diterima atau ditolak, jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
Keterbukaan
berarti memeberi peluang luar untuk masuk, dan menerima berbagai hal untuk masuk,
baik itu di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, ideology, paham
dan aliran, ataupun ekonomi. Terbuka menerima kritik, saran, dan pendapat orang
lain dalam pergaulan. Tidak menutup diri dari pergaulan, keterbukaan dan
keterusterangan terhadp apa yang dipikirkan, diinginkan,
diketahui dan kesediaan menerima saran dan kritik dari orang lain.
3. Toleran
Seseorang tidak merasa bahwa dirinya paling benar,
bahkan ia bersedia mengakui bahwa oprang lain mungkin lebih benar. Dalam
menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan
pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau sikap
toleran yang tinggi, jauih dari sikap angkuh. Toleransi adalah suatu sikap atau
perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang
menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap
toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan
akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Dan cara memelihara toleransi, antara
lain:
· Ciptakan
kenyamanan
· Kenailah
intoleransi ketika anak terbuka terhadapnya
· Menolak
sikap intoleransi yang dilakukan anak
· Dukung
anak anda ketika mereka korban dari sikap intoleransi
· Bantu
perkembangan sebuah pengalaman yang sehatdan identitas kelompok
· Tampilkan
barang-barang pajangan yang mengandung unsure perbedaaan budaya di rumah anda
· Beri
kesempatan pada anak-anak untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda
dengan mereka
· Dorong
anak-anak untuk mendatangi sumber-sumber yang ada di lingkungan sekitar
· Jujurlah
terhadap perbedaan-perbedaan
· Berikan
contoh pada orang lain
4. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam
memperoleh informasi, tidak sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum
teruji yang didukung oleh data fakta yang kuat sehingga dalam membuat
pernyataan, keputusan atau kesimpulan tidak keliru.
Seseorang mencari kebenaran akan bersikap hati-hati,
meragui, dan skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi
suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis untuk memperoleh data yang
menjadi dasar suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima suatu kesimpulan
tanpa didukung bukti-bukti yang kuat. Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh
orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak kritis mengenai setiap
informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang salah hingga menimbulkan
akibat suatu kesimpulan yang salah. Karena itu, setiap informasi perlu diuji
kebenarannya.
Kata apatis diartikan sebagai sikap acuh tidak acuh;
tidak peduli; masa bodoh. Lalu pertanyaannya apa bedanya dengan skeptis?
Sepintas keduanya memiliki kesamaan arti dan maksud dimana skeptis berarti
sikap curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap hati-hati atas tindakan orang
lain. Orang menjadi acuh tak acuh dan tidak peduli karena ia terlanjur tidak
percaya. Kehati-hatian dan curiga akhirnya menjadi sikap dasar seseorang.
Bagaimanakah sikap apatis dan skeptis dipadukan sehingga menajdi dan
menghasilkan sebuah sikap yang kreatifa dan bersifat konstrukstif. Sikap apatis
dan skeptis itu ada dan selalu mewarnai hidup manusia modern sekarang ini.
Bahkan ada yang mengkampenyekannya secara terbuka dengan berbagai produk
undang-undang tentang hak asasi manusia dan kebebasan. Orang seharusnya apatis
dengan sesuatu yang bukan merupakan persoalan dan ruang tanggungjawabnya.
Sebagai contoh aparat pemerintah negara seharusnya apatis dan tidak boleh
mencampuri urusan pribadi seseorang seperti soal kehidupan iman dan moral. Atau
seorang pemimpin agama tidak berhak untuk memasukkan ayat-ayat kitab sucinya
dalam sebuah undang-undang atau peraturan daerah tertentu. Singkatnya orang harus
apatis untuk sesuatu yang bukan merupakan wewenang dan tanggungjawabnya. Selain
itu orang harus bersikap skeptis untuk berbagai hal. Segala sesuatu harus
dipertanyakan, diminta klarifikasi dan penjelasan yang akurat. Dengan bersikap
skeptis kita dapat menemukan titik terang, kepastian dan kebenaran. Walau
demikian kita tidak bisa selamanya hidup dalam sikap apatis dan skeptis.
Konteks kapan dan dimana kita berada hendaknya menjadi bahan pertimbangan
5. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai
segala sesuatu, tidak putus asa, dan ia selalu berkata“ Beri saya kesempatan
untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya” . Seorang yang memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang
tinggi.
Sikap optimisme berarti sikap yakin adanya kehidupan
yang lebih baik dan keyakinan itu kita jadikan sebagai bekal untuk meraih hasil
yang lebih baik. Kita kadang punya optimisme yang besar dan padam detik
selanjutnya langsung punya sikap pesimis. Sebenarnya, untuk membedakan antara
sikap optimis dengan pesimis itu tergantung bagaimana cara kita memandangnya.
Karena tergantung kepada cara kita memandang maka itu berarti yang berperan
adalah diri kita sendiri dalam memilih dan menentukan kehidupan kita. Jika kita
mempunyai keinginan dan tujuan yang sangat besar dan juga mempunyai persiapan
dan pengetahuan yang diperlukan, ditambah dengan rasa optimis dan percaya diri.
Maka segala tujuan kita pasti akan cepat tercapai/terwujud.
Bahwasanya percaya diri dan optimisme itu saling
terkait satu sama lain. Sebab, percaya diri tanpa ada optimisme tidak akan
pernah ada artinya, karena sikap optimis merupakan daya yang besar untuk
mendorong apa yang kita pikirkan dan lakukan. Dan percaya diri itu sangat
membutuhkan sikap optimis.
Bayangkan, kita tidak akan pernah merealisasikan suatu
pekerjaan yang kita inginkan jika kita tidak mempunyai rasa optimis untuk mampu
mengerjakannya. Kalau sudah punya rasa optimis, tentu dengan sendirinya kita
akan mempunyai sikap percaya diri yang sangat besar untuk mewujudkan apa yang kita
inginkan. Jadi, sudah sangat jelas bahwa rasa percaya diri dan juga optimisme
itu sangat penting dalam menapaki jalan kesuksesan bagi siapa pun dan dalam
kondisi apapun.
6. Pemberani
Seseorang harus memiliki sikap pemberani dalam
menghadapi ketidak benaran, kepura-puraan, penipuan, kemunafikan, dan
kebathilan yang akan menghambat kemajuan. Sikap keberanian ini banyak
dicontohkan oleh para ilmuan seperti Copernicus, Galilleo, Socrates, Bruno yang
telah banyak dikenal orang. Copernicus dan Galilleo diasingkan oleh penguasa
karena dengan berani menentang konsep Bumi sebagai pusat tata surya, matahari
dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi (geosentris). Dan ia
mendeklarasikan justru mataharilah yang menjadi pusat tata surya bumi dan
planet lainnya berputar mengitari matahari (Heliosentris), Socrates memilih
mati minum racun daripada harus mengakui sesuatu yang salah. Bruno tidak takut
dihukum mati dengan cara dibakar demi mempertahankan kebenaran.
Kisah keberanian ilmuan yang cukup menarik dan menjadi
tauladan adalah kisah Prof. Peabody, memberikan kuliah terahir tentang
“Perawatan Orang Sakit” Kuliah ini sangat jelas, penuh rasa kasih sayang dan
belas kasih, saat memberikan kuliah saat itu berumur 46 tahun, segar dan bugar,
fasih dalam menyampaikan materi kuliahnya. Tetapi dibalik ketenangannya itu
Peabody mengidap penyakit kanker ganas yang telah diderita, ditekuni , diteliti
dan dipahami secara seksama secara medis mengenai setiap gejala kanker yang
dideritanya. Sehari sebelum meninggal dunia ia menulis sendiri laporan
penyakitnya dengan harapan dapat dijadikan bahan penelitian pengobatan lebih
lanjut. Kisah yang sama juga dilakukan oleh Marry Cury seorang fisikawan,
kimiawan yang berhasil menemukan zat radio aktif, bertahun-tahun ia menekuni
dan meneliti zat radioaktif dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia, dengan perlahan radiasi unsure tersebut merambah kedalam
tubuh Marry Cury dan ia tahu sehingga mengindap penyakit kanker, dalam setiap
kuliahnya menjelaskan tentang radioaktif tidak pernah menunjukan ketakutan dan
bahaya radiasinya dan itu terus dirahasiahkan hingga ia menjelaskan sendiri
pada saat-saat ajalnya tiba.
7. Kreatif
Seseorang dalam mengembangkan ilmunya harus menpunyai
sikap kreatif yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide
unik atau kreatif dan berkemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang
baru. Sifat-sifat yang tersebut di atas menunjukkan kepada kita arah tujuan
yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan sikap ilmiah pada
dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan dengan memiliki sikap ilmiah. Mereka yang
telah memperoleh sikap itu telah berbuat dengan usaha yang sungguh-sungguh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Metode
Ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Ø Syarat-syarat
yang harus di penuhi agar pengetahuan dapat dikatakan ilmiah yaitu logis atau
masuk akal, obyektif, sistematis, andal, dirancang, dan akumulatif.
Ø Orang yang
berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain
ialah jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, dan kreatif.
Ø Langkah-langkah
operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut:penemuan dan penentuan
masalah,perumusan kerangka masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis,
dan penarikan kesimpulan.
Ø Metode
ilmiah mempunyai keterbatasan antara lain: kesimpulan bersifat tentatif,
keterbatasan panca indera dan pengetahuan yang berupa wahyu Ilahi yang bersifat
mutlak serta mempunyai keunggulan, antara lain: mengungkap tabir takhayul,
optimis, dan membuat kita tidak mudah percaya suatu kesimpulan tanpa adanya
bukti-bukti nyata.
B. Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
S. Karim A. Karhami (2005). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Amin (1997: 2). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Pustaka Setia.
Yul, Iskandar (2004 : 9). MKDU Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta:
Pertanyaan
diskusi
1. Bagaimana
sikap ilmiah terhadap masyarakat biasa ?
2. Perbedaan
sikap ilmiah dan metode ilmiah ?
3. Mengapa
sikap ilmiah sebaigian besar di sebutkan kepada penelitian ?
4. Sikap sikap
ilmiah yang ada di Aceh ?
5. Seorang
peneliti yang mendengarkan kritikan dari orang lain apakah itu termasuk sikap
ilmiah ?
Jawaban :
1.
Manusia selain sebagai makhluk individu,
manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan
dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
manusia yang lain, Mempunyai sikap dan
perilaku yang baik akan mendukung seseorang dapat bersosial dengan sempurna. Dalam
bermasyarakat tentunya kita harus memiliki sikap ilmiah itu untuk membentuk
keperibadian yang baik, agar kita dalam masyarakat dapat melakukan hubungan
yang harmonis dan dalam bertindak kita selalu memcahkan masalah secara
sistematis melalui langkah-langkah ilmiah, orang yang berkecipung dalam ilmu
alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain; jujur, terbuka,
toleransi, skeptis, optimis, pemberanyi, dan kreatip.
2.
Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah
Ø Metode
Ilmiah
Metode
Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara
sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari
permasalahan yang sedang dihadapi. Proses keilmuan dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik.
Sistematis disini memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan
menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu
yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah
Ø Sikap
Ilmiah
Sikap
Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan
benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga
keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri
seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah
untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
3.
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneiti.
Untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki
sifat-sifat berikut ini.
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah
pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya
sehingga di dalam melakukanstudikepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta
dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah
adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam
penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan
kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah, kita harus
mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca
dikemudian hari.
4.
Lima watak orang Aceh yang menonjol adalah sebagai berikut:
Ø
Militan Artinya
memiliki semangat juang yang tinggi. Bukan hanya dalam memperjuangkan makna
hidup tetapi juga dalam mempertahankan harga diri atau eksistensinya. Militansi
Aceh adalah militansi dalam makna mempertahankan kebenaran yang diyakini
masyarakatnya.
Ø
Reaktif Artinya
sebagai sebuah sikap awas atas harga diri yang keberadaannya dipertaruhkan
dalam konstelasi sosial budaya. Orang Aceh sangat peka terhadap situasi sosial
di sekitarnya. Orang Aceh tidak suka diusik, sebab jika tersinggung dan
menanggung malu reaksi yang timbul adalah akan dibenci dan bahkan menimbulkan
dendam. .
Ø
Konsisten Hal
ini tampak dalam sikap dan pendirian yang tidak plin plan, tegas, taat. Apalagi
jika berkaitan dengan harga diri dan kebenaran. Sebagai representasi dari sifat
ini terungkap dalam idiom masyarakat Aceh âmeunyoe ka bak u, han mungken
bak pineungâ (Jika sudah pohon kelapa,
tidak mungkin pohon pinang). Konsistensi orang Aceh terlihat dalam patriotisme
melawan penjajah, sejak zaman kerajaan, perang kolinialis, sampai pada zaman
kemerdekaan.
Ø
Optimis Tampak
dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Orang Aceh beranggapan bahwa setiap
pekerjaan yang kelihatan sulit dan berat harus dicoba dan dilalui. Perang
terlama melawan penjajah Belanda dilakoni hingga Belanda benar-benar harus
angkat kaki dari Aceh. Walau pun berhadapan dengan kecanggihan mesin perang,
masyarakat Aceh tetap optimis dengan modal militansi.
Ø
Loyal Ini amat
berkaitan dengan kepercayaan. Jika seseorang, lebih-lebih pemimpin, menghargai,
mempercayai, tidak menipu, tidak mencurigai orang Aceh, mereka akan membaktikan
diri sepenuhnya kepada sang pemimpin.
5.
Iya karna seorang peneliti yang dapat menerima Kritik
dari orang lain menunjukan seorang peneliti memiliki sifat terbuka, yang mana
sifat terbuka ini adalah sifat Seseorang mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas
dari praduga, Tidak menutup diri dari pergaulan, keterbukaan dan
keterusterangan terhadp apa yang dipikirkan, diinginkan,
diketahui dan kesediaan menerima saran dan kritik dari orang lain.