Sabtu, 15 November 2014

Sikap Ilmiah

Makalah Ilmu Alamiah Dasar


SIKAP ILMIAH

DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 1


                 Nama                                                               NIM
Ikhsandi             :                            1105104010049
Fakrul Rizal        :                            1205104010011
Zubaili                :                            1205104010013
Munadia             :                            1305104010005














JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2014-2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Balakang

Manusia sebagai makhluk yang berakal budi mampu berfikir dan bahkan mampu berfikir secara abstrak. Maksudnya, manusia mampu mengamati sebuah obyek yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam usaha manusia untuk memperoleh batasan umum ilmu  pengetahuan, manusia dapat menggunakan cara berfikir demikian. Manusia dapat memandang berbagai cabang ilmu pengetahuan sebagai satu kelompok dan mengabstaksikannya ciri-ciri yang terkandung didalamnya.

Ilmu alamiah dasar merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang pola pikir manusia mulai dari sejarah perkembangan awal hingga pemikiran-pemikiran yang serba maju mulai dari penelitian-penelitian yang masih menggunakan metode-metode zaman dulu hingga menggunakan metode-metode yang sudah canggih.

Sikap ilmiah mempunyai arti yang luas yaitu sikap-sikap yang harus dimilki oleh seorang saintis yang terdiri dari berbagai macam jenisnya ,mulai dari objektiv , jujur, toleransi, bertanggung jawab, cermat bekerja, disiplin, dan terbuka dalam mengumpulkan data . Maka dari itu sikap ilmiah tidak hanya berguna didalam suatu organisasi akan tetapi juga dalam   kehidupan masyarakat, juga dapat membentuk kepribadian baik dari seseorang. Coba saja kita bedakan anak sekarang yang tidak mempunyai kepribadian sikap ilmiah, seperti  jaman sekarang anak yang mencuri dan berkelakuan kriminal. Maka akan sangat terlihat beda jauh sekali di bandingkan anak yang mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-harinya mereka pasti akan berfikir dua kali untuk melakukan hal yang semacam itu .







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

S. Karim A. Karhami (2005), berpendapat bahwa sikap juga merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave). Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah kognitif, anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan suatu keterampilan dan pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga berusaha untuk memahami suatu konsep, jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu.
Menurut Yul, Iskandar (2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari learning dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan ability.
Sikap Ilmiah menurut Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno, Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan bertindak untuk perbuatan yang berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan. Sedangkan Menurut Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude as degree of positive or negatif affect associated with some pychological objects”. Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan posititif (favourable) atau perasaan negatif (unfavorable). Jadi sikap ilmiah adalah “ Scientific attitude” (Sikap keilmuan).








BAB III
PEMBAHASAN

Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.  Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain adalah:
1. Jujur
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan sesungguhnya  dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Kejujuran banyak dicontohkan langsung oleh Rasulullah. Dapat kita ambil keteladanan dari Rasul kita Nabi Muhammad saw. Yang memiliki sifat wajib bagi Rasul, salah satunya “amanat” yang berarti dapat dipercaya. Mengapa dapat dipercaya ? Jawabannya karena kejujuran. Amanat berarti kepercayaan, orang yang dipercaya  tidak pantas untuk melakukan kebohongan. Kejujuran adalah bekal bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sesuatu yang wajar jika bila orang tersebut dapat dipercaya, diberi amanat , oleh orang banyak. Dan amanat itu sendiri akan disampaikan kepada yang berhak menerimanya, bukan kepada orang yang tidak berhak menerimanya. Orang yang jujur jugalah yang akan tenang dalam menjalani hidup di dunia yang fana ini. Betapa hancurnya dunia akan sangat terasa apabila mayoritas orang-orang yang jujur sangat sedikit.
         Jujur memang suatu kegiatan yang mudah, apalagi bagi kita yang memiliki iman dan ketakwaan yang kuat kepada Allah. Tapi sangat sulit bagi mereka yang makanan sehari-harinya berbohong . Kebohongan hanya akan membawa malapetaka bagi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Sekali berbohong  ketahuan, maka jangan heran jka kepercayaan orang akan luntur kepada kita.
          Berperilaku jujur, tidak akan merugikan kita. Justru banyak hal yang dapat kita ambil dari kejujuran. Kejujuran membawa manfaat yang begitu banyak, antara lain dapat membuat seseorang menjadi dapat dipercaya, disenangi orang lain, mudah mendapat lapangan pekerjaan, dan yang paling penting adalah dicintai oleh Allah swt. Kejujuran dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan karena kejujuran adalah poin penting dari kepribadiaan seseorang yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan semua pekerjaannya.

2)Terbuka
Seseorang mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari praduga. Ia menyakini bahwa prasangka, kebencian baik pribadi maupun golongan Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia akan terus berusaha mengetahui kebenaran tentang alam, materi, moral, politik, ekonomi, dan tentang hidup. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum diterima atau ditolak, jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
Keterbukaan berarti memeberi peluang luar untuk masuk, dan menerima berbagai hal untuk masuk, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, ideology, paham dan aliran, ataupun ekonomi. Terbuka menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain dalam pergaulan. Tidak menutup diri dari pergaulan, keterbukaan dan keterusterangan terhadp apa yang dipikirkan, diinginkan, diketahui  dan kesediaan menerima saran dan kritik dari orang lain.

3. Toleran
Seseorang tidak merasa bahwa dirinya paling benar, bahkan ia bersedia mengakui bahwa oprang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauih dari sikap angkuh. Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Dan cara memelihara toleransi, antara lain:
·         Ciptakan kenyamanan
·         Kenailah intoleransi ketika anak terbuka terhadapnya
·         Menolak sikap intoleransi yang dilakukan anak
·         Dukung anak anda ketika mereka korban dari sikap intoleransi
·         Bantu perkembangan sebuah pengalaman yang sehatdan identitas kelompok
·         Tampilkan barang-barang pajangan yang mengandung unsure perbedaaan budaya di rumah anda
·         Beri kesempatan pada anak-anak untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dengan mereka
·         Dorong anak-anak untuk mendatangi sumber-sumber yang ada di lingkungan sekitar
·         Jujurlah terhadap perbedaan-perbedaan
·         Berikan contoh pada orang lain

4. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam memperoleh informasi, tidak sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum teruji yang didukung oleh data fakta yang kuat sehingga dalam membuat pernyataan, keputusan atau kesimpulan tidak keliru.
Seseorang mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat. Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak kritis mengenai setiap informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang salah hingga menimbulkan akibat suatu kesimpulan yang salah. Karena itu, setiap informasi perlu diuji kebenarannya.
Kata apatis diartikan sebagai sikap acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Lalu pertanyaannya apa bedanya dengan skeptis? Sepintas keduanya memiliki kesamaan arti dan maksud dimana skeptis berarti sikap curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap hati-hati atas tindakan orang lain. Orang menjadi acuh tak acuh dan tidak peduli karena ia terlanjur tidak percaya. Kehati-hatian dan curiga akhirnya menjadi sikap dasar seseorang. Bagaimanakah sikap apatis dan skeptis dipadukan sehingga menajdi dan menghasilkan sebuah sikap yang kreatifa dan bersifat konstrukstif. Sikap apatis dan skeptis itu ada dan selalu mewarnai hidup manusia modern sekarang ini. Bahkan ada yang mengkampenyekannya secara terbuka dengan berbagai produk undang-undang tentang hak asasi manusia dan kebebasan. Orang seharusnya apatis dengan sesuatu yang bukan merupakan persoalan dan ruang tanggungjawabnya. Sebagai contoh aparat pemerintah negara seharusnya apatis dan tidak boleh mencampuri urusan pribadi seseorang seperti soal kehidupan iman dan moral. Atau seorang pemimpin agama tidak berhak untuk memasukkan ayat-ayat kitab sucinya dalam sebuah undang-undang atau peraturan daerah tertentu. Singkatnya orang harus apatis untuk sesuatu yang bukan merupakan wewenang dan tanggungjawabnya. Selain itu orang harus bersikap skeptis untuk berbagai hal. Segala sesuatu harus dipertanyakan, diminta klarifikasi dan penjelasan yang akurat. Dengan bersikap skeptis kita dapat menemukan titik terang, kepastian dan kebenaran. Walau demikian kita tidak bisa selamanya hidup dalam sikap apatis dan skeptis. Konteks kapan dan dimana kita berada hendaknya menjadi bahan pertimbangan

5. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai segala sesuatu, tidak putus asa, dan ia selalu berkata“ Beri saya kesempatan untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya” . Seorang yang memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi.
Sikap optimisme berarti sikap yakin adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu kita jadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik. Kita kadang punya optimisme yang besar dan padam detik selanjutnya langsung punya sikap pesimis. Sebenarnya, untuk membedakan antara sikap optimis dengan pesimis itu tergantung bagaimana cara kita memandangnya. Karena tergantung kepada cara kita memandang maka itu berarti yang berperan adalah diri kita sendiri dalam memilih dan menentukan kehidupan kita. Jika kita mempunyai keinginan dan tujuan yang sangat besar dan juga mempunyai persiapan dan pengetahuan yang diperlukan, ditambah dengan rasa optimis dan percaya diri. Maka segala tujuan kita pasti akan cepat tercapai/terwujud.
Bahwasanya percaya diri dan optimisme itu saling terkait satu sama lain. Sebab, percaya diri tanpa ada optimisme tidak akan pernah ada artinya, karena sikap optimis merupakan daya yang besar untuk mendorong apa yang kita pikirkan dan lakukan. Dan percaya diri itu sangat membutuhkan sikap optimis.
Bayangkan, kita tidak akan pernah merealisasikan suatu pekerjaan yang kita inginkan jika kita tidak mempunyai rasa optimis untuk mampu mengerjakannya. Kalau sudah punya rasa optimis, tentu dengan sendirinya kita akan mempunyai sikap percaya diri yang sangat besar untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Jadi, sudah sangat jelas bahwa rasa percaya diri dan juga optimisme itu sangat penting dalam menapaki jalan kesuksesan bagi siapa pun dan dalam kondisi apapun.
6. Pemberani
Seseorang harus memiliki sikap pemberani dalam menghadapi ketidak benaran, kepura-puraan, penipuan, kemunafikan, dan kebathilan yang akan menghambat kemajuan. Sikap keberanian ini banyak dicontohkan oleh para ilmuan seperti Copernicus, Galilleo, Socrates, Bruno yang telah banyak dikenal orang. Copernicus dan Galilleo diasingkan oleh penguasa karena dengan berani menentang konsep Bumi sebagai pusat tata surya, matahari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi (geosentris). Dan ia mendeklarasikan justru mataharilah yang menjadi pusat tata surya bumi dan planet lainnya berputar mengitari matahari (Heliosentris), Socrates memilih mati minum racun daripada harus mengakui sesuatu yang salah. Bruno tidak takut dihukum mati dengan cara dibakar demi mempertahankan kebenaran.
Kisah keberanian ilmuan yang cukup menarik dan menjadi tauladan adalah kisah Prof. Peabody, memberikan kuliah terahir tentang “Perawatan Orang Sakit” Kuliah ini sangat jelas, penuh rasa kasih sayang dan belas kasih, saat memberikan kuliah saat itu berumur 46 tahun, segar dan bugar, fasih dalam menyampaikan materi kuliahnya. Tetapi dibalik ketenangannya itu Peabody mengidap penyakit kanker ganas yang telah diderita, ditekuni , diteliti dan dipahami secara seksama secara medis mengenai setiap gejala kanker yang dideritanya. Sehari sebelum meninggal dunia ia menulis sendiri laporan penyakitnya dengan harapan dapat dijadikan bahan penelitian pengobatan lebih lanjut. Kisah yang sama juga dilakukan oleh Marry Cury seorang fisikawan, kimiawan yang berhasil menemukan zat radio aktif, bertahun-tahun ia menekuni dan meneliti zat radioaktif dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, dengan perlahan radiasi unsure tersebut merambah kedalam tubuh Marry Cury dan ia tahu sehingga mengindap penyakit kanker, dalam setiap kuliahnya menjelaskan tentang radioaktif tidak pernah menunjukan ketakutan dan bahaya radiasinya dan itu terus dirahasiahkan hingga ia menjelaskan sendiri pada saat-saat ajalnya tiba.

7. Kreatif
Seseorang dalam mengembangkan ilmunya harus menpunyai sikap kreatif yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif dan berkemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Sifat-sifat yang tersebut di atas menunjukkan kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan sikap ilmiah pada dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan dengan memiliki sikap ilmiah. Mereka yang telah memperoleh sikap itu telah berbuat dengan usaha yang sungguh-sungguh.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ø  Metode Ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Ø  Syarat-syarat yang harus di penuhi agar pengetahuan dapat dikatakan ilmiah yaitu logis atau masuk akal, obyektif, sistematis, andal, dirancang, dan akumulatif.
Ø  Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain ialah jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, dan kreatif.
Ø  Langkah-langkah operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut:penemuan dan penentuan masalah,perumusan kerangka masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Ø  Metode ilmiah mempunyai keterbatasan antara lain: kesimpulan bersifat tentatif, keterbatasan panca indera dan pengetahuan yang berupa wahyu Ilahi yang bersifat mutlak serta mempunyai keunggulan, antara lain: mengungkap tabir takhayul, optimis, dan membuat kita tidak mudah percaya suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti nyata.

B.     Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah kami selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

S. Karim A. Karhami (2005). Ilmu Alamiah DasarJakarta: Rajawali Pers.
Amin (1997: 2)Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Pustaka Setia.
Yul, Iskandar (2004 : 9). MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:







Pertanyaan diskusi

1.      Bagaimana sikap ilmiah terhadap masyarakat biasa ?
2.      Perbedaan sikap ilmiah dan metode ilmiah ?
3.      Mengapa sikap ilmiah sebaigian besar di sebutkan kepada penelitian ?
4.      Sikap sikap ilmiah yang ada di Aceh ?
5.      Seorang peneliti yang mendengarkan kritikan dari orang lain apakah itu termasuk sikap ilmiah ?

Jawaban :
1.                  Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain,  Mempunyai sikap dan perilaku yang baik akan mendukung seseorang dapat bersosial dengan sempurna. Dalam bermasyarakat tentunya kita harus memiliki sikap ilmiah itu untuk membentuk keperibadian yang baik, agar kita dalam masyarakat dapat melakukan hubungan yang harmonis dan dalam bertindak kita selalu memcahkan masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah, orang yang berkecipung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain; jujur, terbuka, toleransi, skeptis, optimis, pemberanyi, dan kreatip.
2.                  Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah
Ø  Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi.  Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik.  Sistematis disini memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah
Ø  Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.  Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.

3.        Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneiti.
Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini. Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dalam melakukanstudikepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan.  Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah.  Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari. 
4.      Lima watak orang Aceh yang menonjol adalah sebagai berikut:
Ø  Militan Artinya memiliki semangat juang yang tinggi. Bukan hanya dalam memperjuangkan makna hidup tetapi juga dalam mempertahankan harga diri atau eksistensinya. Militansi Aceh adalah militansi dalam makna mempertahankan kebenaran yang diyakini masyarakatnya.
Ø  Reaktif Artinya sebagai sebuah sikap awas atas harga diri yang keberadaannya dipertaruhkan dalam konstelasi sosial budaya. Orang Aceh sangat peka terhadap situasi sosial di sekitarnya. Orang Aceh tidak suka diusik, sebab jika tersinggung dan menanggung malu reaksi yang timbul adalah akan dibenci dan bahkan menimbulkan dendam. €™.
ؠ Konsisten Hal ini tampak dalam sikap dan pendirian yang tidak plin plan, tegas, taat. Apalagi jika berkaitan dengan harga diri dan kebenaran. Sebagai representasi dari sifat ini terungkap dalam idiom masyarakat Aceh ‘meunyoe ka bak u, han mungken bak pineung’ (Jika sudah pohon kelapa, tidak mungkin pohon pinang). Konsistensi orang Aceh terlihat dalam patriotisme melawan penjajah, sejak zaman kerajaan, perang kolinialis, sampai pada zaman kemerdekaan.
Ø  Optimis Tampak dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Orang Aceh beranggapan bahwa setiap pekerjaan yang kelihatan sulit dan berat harus dicoba dan dilalui. Perang terlama melawan penjajah Belanda dilakoni hingga Belanda benar-benar harus angkat kaki dari Aceh. Walau pun berhadapan dengan kecanggihan mesin perang, masyarakat Aceh tetap optimis dengan modal militansi.
Ø  Loyal Ini amat berkaitan dengan kepercayaan. Jika seseorang, lebih-lebih pemimpin, menghargai, mempercayai, tidak menipu, tidak mencurigai orang Aceh, mereka akan membaktikan diri sepenuhnya kepada sang pemimpin.
5.                  Iya karna  seorang peneliti yang dapat menerima Kritik dari orang lain menunjukan seorang peneliti memiliki sifat terbuka, yang mana sifat terbuka ini adalah sifat Seseorang mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari praduga, Tidak menutup diri dari pergaulan, keterbukaan dan keterusterangan terhadp apa yang dipikirkan, diinginkan, diketahui  dan kesediaan menerima saran dan kritik dari orang lain.